Selamat Datang Di Personal Blog RENDI SYAIFIAN, saya ingin berbagi informasi Kepada kalian semua. ~SEMOGA BERMANFAAT~

Perusahaan Collapse

Perusahaan Collapse


     A.   SONY
          
Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Produk konsumen mereka yang pertama adalah sebuah penanak nasi pada akhir 1940-an. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888).
Ketika Tokyo Tsushin Kogyo sedang mencari nama yang sudah diromanisasi (bukan dalam bahasa maupun tulisan Jepang) untuk memasarkan perusahaan mereka, mereka mempertimbangkan dengan kuat untuk menggunakan singkatan mereka, TTK. Alasan mereka tidak memilihnya adalah karena ada perusahaan kereta api Tokyo Kyuko yang saat itu dikenal sebagai TKK.
Nama "Sony" dipilih sebagai gabungan kata Latin sonus, yang merupakan akar dari sonik dan bunyi, dan kata Inggris sonny ("anak kecil") yang setelah dikombinasikan berarti sekelompok kecil anak muda yang memiliki energi dan kemauan keras terhadap kreasi dan inovasi ide yang tak terbataskan. Pada saat itu, sangatlah aneh bagi sebuah perusahaan Jepang untuk menggunakan huruf Roman untuk mengeja namanya, apalagi penggunaan aksara fonetis yang digunakan dalam penulisan bahasa Jepang (daripada menggunakan aksara Tionghoa). Dan pada 1958 perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama " Sony Corporation " sebagai nama perusahaan. Mudah digunakan dan mudah dieja dalam segala bahasa dunia. Nama Sony menggaungkan semangat kebebasan dan keterbukaan dalam inovasi.
Langkah ini mendapatkan tentangan; bank yang merupakan sponsor TTK saat itu, Mitsui mempunyai perasaan yang kuat terhadap nama tersebut. Mereka menginginkan nama seperti Sony Electronic Industries, atau Sony Teletech. Tetapi pendirian AkioMorita tetap teguh, karena dia tidak ingin nama perusahaannya terkait dengan industri apapun juga. Akhirnya, sang Ketua Bandai dan Presiden Masaru Ibuka memberikan persetujuannya.
Pada 1988, Sony membeli CBS (Columbia) Records Group dari CBS. Ia kemudian dinamakan "Sony Music Entertainment".
Pada tahun 2000, Sony mempunyai penjualan sebesar US$63 miliar dan 189.700 karyawan. Sony mengakuisisi perusahaan Aiwa pada 2002.
Sony juga memiliki saluran televisi di India dan saluran-saluran yang ditujukan untuk komunitas India di Eropa.




Sebab  Akibat Collapse
Langkah Awal PT.Sony Electronic Indonesia mulai diikuti oleh Panasonic Group, dengan alasan yang sama. Sony dan Problematika "Footloose Industry"

Sony Indonesia, pada Maret 2003 Sony Corp Jepang menutup pabrik audio, PT Sony Electronics Indonesia (SEI) dan merelokasinya ke Malaysia atau China. Kini PT SEI mempekerjakan sekitar 1.500 orang dengan nilai produksi sekitar 15 milyar yen per tahun.
Penutupan PT SEI merupakan strategi global perusahaan elektronik Jepang guna efisiensi, karena kian kompetitifnya industri elektronika dunia, ditambah banjirnya produk elektronik Cina, setelah negeri Tirai Bambu itu menjadi anggota WTO. Upaya efisiensi dilakukan dengan menutup cabang-cabang pabriknya yang berlokasi di seluruh dunia. Hingga kini, Sony Corp mempunyai anak cabang 70 perusahaan dan diciutkan menjadi 55 perusahaan. Artinya, ada penciutan 15 anak cabang, salah satunya PT SEI yang berlokasi di Indonesia.

Rencana Sony untuk hengkang sebenarnya sudah dikemukakan lama. Penyebabnya, April 2000 terjadi mogok kerja hampir satu bulan, melibatkan 900 buruh dari total 1.500 karyawan. Aksi mogok ini dipicu perubahan sistem kerja di perusahaan, dari posisi duduk menjadi berdiri. Perubahan sistem ini terpaksa dilakukan agar produk sesuai keinginan konsumen. Bagi pekerja, sistem ini terasa berat sehingga mereka menuntut kompensasi lebih besar. Perusahaan sendiri telah menggaji buruh jauh di atas UMR, namun buruh tetap meminta kompensasi tambahan Rp 6.200 per hari.

Sebagian besar penanaman modal asing (PMA) bersifat footloose industry, seperti tekstil, sepatu, dan elektronika. Footloose industry merupakan jenis industri yang didirikan dengan hanya mempertimbangkan biaya produksi murah di lokasi baru, dan lokasi pabriknya mudah dipindah kenegara lain tanpa menanggung kerugian berarti atas investasi yang sudah ditanam.

   Masa booming PMA di Indonesia pada jenis industri ini, terjadi sejak tahun 1985, dengan dua sebab. Pertama, saat itu Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi amat pesat sehingga menurut Bank Dunia diklasifikan sebagai keajaiban Asia (Asia Miracle). Pemerintah sendiri mengubah proses industrialisasi dari strategi substitusi impor ke promosi ekspor. Resultantenya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi menarik.

   Kedua, pada saat bersamaan terjadi relokasi besar-besaran industri Asia seperti Jepang, Taiwan, Korea, maupun Hongkong. Relokasi ini terjadi karena biaya produksi di dalam negeri mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga produk yang dihasilkan tidak lagi kompetitif. Kenaikan upah buruh menjadi salah satu faktor kenaikan biaya produksi. Kawasan untuk relokasi industri adalah negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.


 Sebagai pembuat elektronika terbesar di dunia, Sony juga merelokasi pabriknya ke berbagai negara di kawasan ASEAN yang menawarkan upah buruh relatif rendah. Indonesia sebagai negara yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di industri yang berbasis tenaga kerja, merupakan pilihan lokasi yang tepat bagi Sony. Sebagai gambaran, komponen biaya produksi industri elektronika di Indonesia relatif rendah, hanya 5 persen5,2 persen dari total biaya per unit. Sementara Thailand dan Malaysia, masing-masing 11 persen13 persen, dan 20 persen23 persen. PT Sony Indonesia akhirnya didirikan tahun 1992 dengan investasi awal 20 juta dollar AS.

    Di Amerika Utara, juga terjadi hal yang sama, saat perdagangan bebas NAFTA (North American Free Trade Area) diberlakukan tahun 1993. Banyak perusahaan komputer dari AS memindah lokasi pabriknya ke Meksiko. Salah satu pertimbangannya, tingginya biaya produksi komponen komputer, akibat tingginya upah di AS. Industri komponen komputer merupakan industri padat karya sehingga lebih baik diproduksi di Meksiko yang menawarkan upah buruh murah.

Mengapa hengkang?

Relokasi besar-besaran footloose industry di Indonesia sebelumnya telah terjadi pada kasus industri tekstil dan sepatu dengan tujuan Vietnam. Dengan hengkangnya Sony berarti sudah merambah ke industri elektronik yang notabene cukup penting karena memberi nilai tambah (value added) lebih besar dibanding industri padat karya lainnya. Setelah merasa kondisi investasi di Indonesia tidak lagi favorable, Sony kembali akan merelokasi pabriknya ke tempat yang lebih favorable.

   Penutupan PT SEI, merupakan akumulasi kekecewaan para inivestor asing atas kondisi investasi secara umum di Indonesia. Persoalan cukup kompleks, namun ada beberapa penyebab utama. Pertama, dari kacamata pengusaha, pemicunya gerakan buruh yang kian menguat. Unjuk rasa buruh dengan tuntutan kenaikan upah sering terjadi bahkan acap diiringi tindakan destruktif. Akibatnya, kelancaran produksi pabrik terganggu dan perusahaan mengalami kerugian.

   Kedua, masalah klasik, rumitnya urusan birokrasi pemerintah dengan aneka pungutan tidak resmi. Menurut penelitian yang dilakukan di kawasan industri Karawang dan Bekasi, pungutan tidak resmi ini cukup besar. Ketika pabrik didirikan, sudah harus membayar pungutan mulai izin prinsip, izin lokasi, IMB, maupun uang partisipasi pembangunan. Selama beroperasi ada pungutan meliputi Iuran APPKD (kawasan industri), sumbangan keamanan Koramil maupun Polsek, ke Bupati, Kapolres, Dandim, sumbangan hari besar dan hari raya. Menurut Mantan Mennaker Bomere Pasaribu, pungutan tak resmi ini bisa mencapai 40 persen dari total biaya produksi.

   Ketiga, upaya menggenjot penerimaan pajak pemerintah dengan menaikkan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) cukup memukul produk elektronika. Saat ini, total pajak yang dikenakan untuk produk elektronika sebesar 32,5 persen, terdiri dari PPnBM 20 persen, PPN 10 persen, PPh dua persen (Kompas, 27/11). Akibatnya, produksi dalam negeri kurang kompetitif, selain membanjirnya barang impor elektronik ilegal. Padahal, dalam konteks footloose industry diperlukan insentif-insentif pajak, yakni semacam tax holiday maupun insentif pajak lain. Selain itu, faktor non-ekonomi seperti tiadanya kepastian hukum, makin tingginya country risk pascatragedi Bali, memperburuk iklim investasi di Indonesia.

Merebut kembali PMA

Sejak krisis ekonomi pertengahan 1997, nilai persetujuan PMA terus menurun. Tahun 2002, persetujuan PMA periode Januari-September menurun 11 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Hingga September 2002, disetujui 780 proyek PMA dengan nilai investasi 5,402 milyar dollar AS. Sementara PMDN menurun tajam, 63 persen, hanya 124 proyek yang disetujui dengan nilai investasi Rp 15.989 trilyun.

Hengkangnya industri elektronik Sony jelas memperburuk iklim berinvestasi di Indonesia. Sebelumnya, dua raksasa industri, Aiwa dan Nike telah menutup pabriknya di Indonesia. Bila persoalan ini tidak segera diantisipasi, tidak tertutup kemungkinan langkah Sony akan diikuti investor lainnya. Bahkan, industri domestik akan menyusul. Relokasi industri asing maupun lokal tentu akan amat berpengaruh terhadap persoalan pengangguran dalam negeri. Tiap tahun diperkirakan ada 2,5 juta pekerja masuk lapangan kerja. Dengan terbatasnya lapangan kerja berati akan menambah angka pengangguran yang kini diperkirakan sudah mencapai 40 juta orang.

Stimulus ekonomi sebesar Rp 15,5 trilyun dalam RAPBN 2003 telah ditetapkan pemerintah. Namun, stimulus ini amat minim bila dilihat dari kompleksitas masalah ekonomi domestik pascatragedi Bali. Ekonomi domestik masih memerlukan investor-investor asing guna menggerakkan sektor riil. Lalu, apa yang bisa dilakukan? Dalam jangka pendek, harus segera memperbaiki iklim investasi. Pemerintah tidak bisa lagi menggunakan UU investasi lama (UU PAM No 1/1967 maupun UU PMDN No 6/1968). Pemerintah harus segera menyelesaikan draf UU investasi baru yang kini masih di tangan Badan Koordinasi Penanaman Modal.



       B.   TOSHIBA
    

   Toshiba adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor di dunia.

   Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak dibidang consumer goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf didepan dari masing-masing perusahaan “TO” dan “SHIBa” maka lahirlah merek Toshiba. Pada tahun 1984 perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada 1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi (1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator & Building System Corp (2001), Toshiba Solutions Corp (2003), Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd (2003).
   Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.
   Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren. Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook Toshiba Libretto, Portege, Qosmio, Satellite dan Portege.


     C.   PANASONIC
         
   Dengan semangat nasionalisme untuk membuat sebuah alat komunikasi bagi bangsa Indonesia, pada tahun 1954 Drs. H Thayeb Moh.Gobel mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta yang merupakan pelopor dari Pabrik Radio Transistor pertama di Indonesia dengan brand “Tjawang”.

  Tahun 1957, Drs, Thayeb Moh Gobel menerima beasiswa Colomba Plan dimana dia melanjutkan studi ke Jepang dan bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri dari Masushita Electric Indrustrial Co.Ltd. Hingga di tahun 1960 Drs. H. Thayeb Moh.Gobel atas nama PT Transistor Radio Manufacturing menandatangi perjanjian kerjasama " Technical Assistance Agreement" dengan Matsushita Electric Industrial Co. Ltd, (Jepang).

   Bisnis pun semakin berkembang dan hingga akhirnya pada tanggal 27 Juli 1970 terbentuklah Joint Venture dengan Panasonic Corporation dibawah PT National Gobel yaitu perusahaan penyedia peralatan rumah tangga.

   Hingga tahun 1991 didirikan PT National Panasonic Gobel yang merupakan satu satunya agen retail NABEL dan MGBI dan PT Matsushita Kotobuki Electric Indonesia yang mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV.

   Pada tahun 2004, merek “National “ bertransformasi menjadi “Panasonic” dan nama perusahaan juga berganti menjadi PT Panasonic Gobel Indonesia. Panasonic menjadi salah satu merek terkenal di Indonesia. Berbagai macam produk elektronik yang dijual meliputi digital AV, kesehatan dan kecantikan, komunikasi, kehidupan pusat inovasi, peralatan rumah, AV profesional, dan solusi bisnis.

Mengapa Panasonic dan Toshiba akan Tutup Pabrik di Indonesia?
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkap dua perusahaan raksasa asal Jepang PT Panasonic dan PT Toshiba akan menutup pabriknya di Indonesia. Hal itu dimulai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) buruh. Kondisi tersebut dinilai terjadi karena upah buruh yang murah sehingga daya beli masyarakat rendah.

    KSPI merilis data PHK di dua raksasa elektronik tersebut. Pertama, PHK 865 orang di PT Toshiba consumer products Indonesia Jalan Citanduy Raya Park plot 5G kawasan EJIP industrial Cikarang Selatan. Mulai perundingan pesangon dengan serikat pekerja 5 Januari 2016. Pengusaha menyatakan penutupan perusahaan bukan karena persoalan kenaikan upah tapi karena daya beli masyarakat menurun secara domestik dan global. KSPI dan FSPMI melihat kebijakan upah murah melalui peraturan pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 merupakan salah satu faktor menurunnya daya beli. PT Toshiba memproduksi televisi dan mesin cuci untuk pasar domestik dan dunia.

   Kedua, PHK 480 buruh Panasonic (PT PESGMFID) di kawasan industri EJIp Industrial Park plot 3d Cikarang, Kabupaten Bekasi yang memproduksi alat-alat listrik dan lighting mayoritas pasar domestik. Direncanakan akhir Februari 2016, perundingan nilai pesangon selesai. Tutupnya pun, kata Presiden KSPI Said Iqbal, bukan karena persoalan kenaikan upah.

   Ketiga, PHK 800 buruh Panasonic (PT PLI) di kawasan industri PIER Jalan Rembang Industri Raya 47 Pasuruan yang memproduksi lightingpasar domestik dan global yang sudah selesai perundingan pesangonnya September tahun lalu. Serikat pekerja resmi melaporkan ke FSPMI bahwa semua sudah selesai pada Januari 2016.
"Jadi total buruh ter-PHK di dua perusahaan elektronik Jepang ini 2.145 buruh, apakah Menperin dan Menaker masih mau tetap mau bilang tidak tahu ada perusahaan tutup atau tidak ada PHK ribuan buruh," kata Iqbal menegaskan.


          D.   SHARP
          

   Sharp Corporation merupakan salah satu perusahaan yang merancang dan memproduksi peralatan elektronik yang berbasis di Osaka, Jepang. Sharp pertama kali didirikan sejak 15 Oktober 1912 saat Tokuji Hayakawa mulai mendirikan sebuah toko logam di Tokyo. Penemuan pertama-nya adalah gesper jepret yang disebut Tokubijo. Penemuan ini kemudian dipatenkan pada tahun yang sama. Selanjutnya Hayakawa mulai mengembangkan penelitian untuk membuat alat tulis logam sehingga pada tahun 1915 tercipta-lah pensil mekanik yang mulai berkembang pesat sejak saat itu. Pada tahun 1916, pensil mekanik Hayakawa yang bernama  "Ever-Ready Sharp Pencil" yang menjadi cikal bakal nama perusahaan dan merek dagang dari produk-produk hingga saat ini. Sharp Corporation mulai mengalami kemunduran dalam bisnis pensil karena dampak gempa bumi yang terjadi di Kanto pada tahun 1923 sehingga membuat perusahaan memutuskan untuk pindah ke Osaka. Di Osaka perusahaan mulai mengembangkan generasi pertama radio Jepang sejak tahun 1925. Selanjutnya pada tahun 1953 Sharp mulai mengembangkan produksi televisi.

   Pada tahun 1964, Sharp mulai meluncurkan kalkulator transistor pertama yang dulunya dipatok dengan harga 1.400 dollar AS. Sharp membutuhkan waktu beberapa lama untuk mengembangkan produk kalkulator tersebut yang dikembangkan tanpa adanya pengalaman dalam pembuatan perangkat komputerisasi saat itu. Dua tahun kemudian, Sharp mulai memperkenalkan kalkulator IC dengan menggunakan 145 IC bipolar buatan Mitsubishi kemudian dengan pengembangan kalkulator LSI yang merupakan kalkulator saku dengan harga terjangkau yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 dan menjadi populer saat peluncurannya.

   Perusahaan terus meningkatkan produksi-nya dengan memproduksi LCD kalkulator pertama sejak tahun 1973. Selain itu Sharp juga menjalin kerjasama dengan Nintendo sejak tahun 1980 untuk memberikan hak lisensi dalam pembuatan dan pengembangan C1 NES TV yang kemudian diluncurkan di Amerika Utara pada tahun 1983 sebagai Sharp Nintendo Television. Sharp juga telah merilis Twin Famicom (1986), Sharp Famicom Titler (1989), dan SF-1 SNES TV (1990).

   Divisi komunikasi Sharp Mobile kemudian mulai menciptakan telepon komersial yang dilengkapi dengan kamera pertama di tahun 1997 yang berlabel J-SH04. sHARP juga mulai menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan guna melebarkan sayap bisnis Sharp. Pada tahun 2007 Sharp kemudian mengakuisisi saham Pioneer Corporation. Dalam proses akuisisi ini dihasilkan sebuah kesepakatan untuk membentuk perusahaan patungan dalam bidang optik yang diberi nama Pioneer Digital Design and Manufacturing Corporation. Selain itu pada tahun 2008 Sharp mulai berkolaborasi dengan Emblaze Mobile dalam proyek untuk merancang perangkat seluler holistik pertama yang berlabel Monolith. Proyek ini memang tidak pernah dibawa ke pasaran.

   Pada bulan Maret 2012, 10% saham Sharp Corporation berhasil diakuisisi oleh perusahaan elektronik yang berbasis di Taiwan yakni Hon Hai atau lebih dikenal dengan Foxconn.
   Sharp Corporation juga telah menerima investasi 100 juta dollar AS dari Samsung yang diterima pada Maret 2013. Produk-produk hasil pengembangan Sharp antara lain televisi, home theater, kulkas, pendingin ruangan (AC), mesin cuci, vacuum cleaner, telepon, kalkulator, smartphone, LED, Plasmacluster dan beberapa varian produk lainnya. Hingga saat ini Sharp telah hadir di lebih dari 55 negara di dunia termasuk Indonesia dengan dibantu oleh lebih dari 18.000 karyawan.

PT Sharp Electronic Indonesia tidak berencana bangkrut dari Indonesia

   Keputusan Toshiba dan Panasonic yang menutup pabriknya di Indonesia tak membuat perusahaan elektronik Jepang lainnya, PT Sharp Electronic Indonesia melakukan hal yang sama. Sharp menilai pasar Indonesia masih sangat potensial untuk penjualan produk elektronik. “Kami menganggap Indonesia sangat penting, maka dari itu kami tidak pernah berpikir untuk meninggalkan negeri ini,” ujar Vice President for Sales and marketing, Sadanobu Shindoh dalam launching Information Display Panel.
   Penutupan pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia tidak terkait dengan iklim bisnis di negeri ini, akan tetapi lebih kepada segmen pasar yang telah berubah. Shindoh menilai perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan perbaikan yang signifikan. Kondisi industri manufaktur di Indonesia juga terus menerus mendapat insentif dari pemerintah.

    Dari segi pasar, Sharp menilai besarnya jumlah penduduk membuat Indonesia menjadi incaran produsen elektronik dunia. “Masyarakat di dalam negara berkembang membutuhkan banyak perlengkapan elektronik yang sophisticated,” terangnya.

   Sementara, mengenai kenaikan harga minyak dunia yang telah menembus USD 96 per barel, Shindoh mengaku hal itu sangat berpengaruh dalam industri manufaktur. Namun begitu, dalam produksi Sharp kenaikan itu pengaruhnya kecil, hanya membebani biaya distribusi. Ia mengaku Sharp tidak akan menaikkan harga produk karena hal itu. “Produk-produk Korea seperti Samsung dan LG harganya sangat murah, jadi kita harus bisa bersaing dalam segi harga,” tandasnya.

  Dua pabrik milik anak perusahaan Matsushita di Indonesia, yaitu, PT Panasonic Electronic Devices Indonesia (PEDIDA) dan PT Matshushita Toshiba Pictures Devices Indonesia akan merelokasikan pabriknya ke Jepang. Kedua pabrik yang memproduksi komponen elektronik untuk televisi itu akan menutup pabrik tabung televisi di Cibitung dan Cikarang, Jawa Barat karena teknologi pabrik komponen itu dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.(jpnn)


     E.     MOTOROLA
       
Motorola Inc merupakan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat. Motorola berpusat di kota Schaumburg, Illinois. Bisnis yang dijalani Motorola selama ini tidak hanya dibidang telepon selular, namun juga dalam bentuk design, penjualan wireless network infrastructure, industri media channel seperti radio dan televisi serta stasiun transmisi.
Motorola pada awalnya bernama Galvin Manufacturing Corporation yang didirikan tahun 1928. Pendiri perusahaan ini yaitu 2 orang bernama Paul Galvin dan Joseph Galvin. Produk awal Motorola adalah batu baterai. Kemudian pada tahun 1930, nama Galvin Manufacturing Corporation pun berubah menjadi Motorola.

Nama Motorola berasal dari salah satu jenis produk Galvin Manufacturing Corporation yaitu radio mobil. Nama radio mobil yang dibuat oleh perusahaan ini pada saat itu adalah “Victrola”. Kemudian karena digerakkan oleh “Motor”, maka perusahaan kemudian berganti nama menjadi Motorola.

Pada awal perkembangannya, Motorola banyak bermain dibidang pengembangan produk-produk yang berhubungan dengan radio. Motorola merupakan perusahaan pertama yang menciptakan walkie-talkie dan nantinya akan menjadi perusahaan pertama yang menciptakan telepon selular.

Pada tahun 1955, logo Motorola pun diluncurkan. Ditahun ini, bisnis Motorola meningkat, tidak hanya terbatas pada radio, namun telah sampai pada bisnis televisi. Pada tahun 1958, Motorola merupakan perusahaan yang menciptakan transmisi radio untuk para astronot NASA di Amerika dalam perjalanan pertama ke bulan.
Tahun 1960, Motorola pertama kali meluncurkan TV berukuran 19 inch, yang saat itu merupakan TV dengan ukuran terbesar di dunia. Tahun 1963, Motorola juga adalah perusahaan pertama yang membuat TV berwarna yang kemudian menjadi standar industri televisi hingga sekarang ini.

Motorola adalah perusahaan pertama yang membuat telepon selular. Tepatnya pada tahun 1991, Motorola membuat GSM pertama di dunia di Hanover, Jerman. Tahun 1994, perkembangan GSM yang dibuat Motorola sampai pada tahap penyatuan digital radio system, paging, data dan suara dalam satu item yang kemudian dikenal sebagai handphone/mobile phone. Tahun 1995, Motorola juga membuat sistem pager pertama yang memungkinkan pengiriman pesan antara 2 orang melalui operator.




Sebab Collapse
Ø  Pihak manajemen kurang mampu membawa visi misi Motorola yang sudah disusun menuju aplikasi strategi yang sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini, terutama mengenai kemampuan bersaing di era teknologi informasi yang sangat pesat akibatnya Motorola tenggelam oleh kompetitor lainnya

Ø  Pihak manajeme kurang mampu membawa para karyawannya untuk melakukan inovasi dalam produk mobile phone sehingga pada akhirnya Motorola tertinggal dengan para pesaing di dunia telekomunikasi, seperti Nokia, Samsung, LG, RIM dan Apple.
Ø  Inovasi produk yang kurang inovatif, aplikatif dan terarah dapat dilihat pada ketidakkonsistenan Motorola yang menggunakan beragam tipe operating system (OS) pada produk-produknya. Motorola menggunakan operating system seperti meraba-raba tanpa ketidakpastian. Motorola pernah menggunakan symbian, Linux, Windows Mobile, Moto proprietary (operating system buatan Motorola) bahkan berencana menggunakan Android dari Google. Banyaknya operating system ini memiliki dampak negatif yang memperburuk kondisi Motorola. Akibatnya Motorola kehilangan jati dirinya, para pengguna Motorola pun kehilangan jati diri mereka. Dalam arti banyak customer yang kemudian kebingungan karena HP Motorola tipe satu dengan lainnya benar-benar berbeda dan hal tersebut menyulitkan serta membuat para customer tidak merasa terikat (loyal) kepada Motorola.

Ø  Motorola juga tidak memiliki user interface yang pasti. Setiap produk yang dikeluarkan Motorola memiliki ketidaksamaan dalam user interface. Hal ini sangat perlu mengingat user interface juga dapat menjadi identitas perusahaan tersebut. Ketidakpastian ini juga ditambah dengan inovasi yang tidak kompetitif dibanding dengan para kompetitornya.
Karena kurangnya inovasi, sales dan kerugian signifikan yang dialami oleh Motorola, maka perusahaan ini pada bulan Januari 2008 saja telah memecat 3500 pekerja mereka. Pada bulan Juni, sekitar 4000 pekerja dirumahkan. Motorola pun telah memotong budget untuk research produk sebesar 20% pada bulan Juni 2008.
Ø  Sistem manajemen yang tidak konsisten terhadap pembentukan indentitas/karakter brand





             F.    KODAK
               

Eastman Kodak Company merupakan sebuah perusahaan multinasionalyang berbasis di Rochester, New York. Didirikan oleh George Eastmandan Henry Strong padatahun1892. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produkkamera, fotografi,  pencetak, dan lain-lain. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan yang dominandan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan pada tahun1976menguasai 90% market di Amerika Serikat. Namun memasuki abad ke-21, perusahaanini mulai mengalami kemunduran dan pada19 Januari2012, perusahaan ini resmimengajukan permohonan mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejakdiketemukannya teknologidigital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan berdampak terhadap merosotnya kinerja Kodak.

Sebab Akibat Collapse

Ø  perusahaan tanpa memikirkan bagaimana berinovasi untuk tetapeksis dalam lingkungan bisnis.
Ø  dari perusahaan hidup hanya dari mengandalkan biaya lisensi dari propertiintelektual perusahaan tanpa memikirkan bagaimana berinovasi
Ø  Nilai pasar Kodak telah amblas di bawah 100 juta dolar AS dari 31 miliar dolarAS yang dicapai 15 tahun lalu ketika harga sahamnya bertengger di 94 dolar AS.Tapi kini harga sahamnya hanya 30 sen.
Ø  Keberadaan Kodak pada sektor kamera telah berakhir. Perusahaan ini pun telahmengumumkan berhenti memproduksi kamera digital, kamera video poket danframe foto digital
Ø  Adapun pencegahan yang dapat dilakukan perusahaan adalahterus menerus melakukan inovasi agar perusahaan dapat menghasilkan produk yanglebih berkualitas dan perusahaan juga peka terhadap perubahan zaman (Globalisasi).
Ø  Disamping itu Kodak juga telah menjualsekitar 1.100 paten imagingkepada beberapa perusahaan teknologi termasuk Apple, Google, Microsoft, Amazon.com, Facebook, BlackBerry, dan Samsung Electronics.



          G.  NOKIA

          

   Nokia pada awal munculnya, tahun 1865, merupakan sebuah perusahaan pengolahan bubur kayu yang didirikan oleh Fredrik Idestam. Peerusahaan ini akhirnya berubah menjadi pabrik kertas pada tahun 1920. Tak lama setelah perang dunia pertama berahir, Perusahaan Karet Finlandia mengakuisisi perusahaan penggilingan kayu Nokia dan perusahaan mebel Finlandia. Ketiga perusahaan tersebut digabung menjadi Nokia Corporation pada tahun 1967.
    Selama puluhan tahun Nokia mengalami masa percobaan dari keragaman kesalahan. Akan tetapi, dari semua kesalahan dan percobaan itu, secara bertahap membangun keterampilan substansial dari kumpulan ahli yang berbakat. Tahun 1970-an Nokia dan pabrik televisi Salora bergabung dan mengembangkan telepon radio untuk militer. Selain telepon, Nokia sempat menjalankan bisnis di beberapa jenis produk, seperti kabel, sepatu, kertas, radio telepon dan lain sebagainya. Resesi yang terjadi di Finlandia, berakhirnya kerjasama dengan Uni Sovyet yang runtuh, dan produk yang gagal semapat mewarnai usaha yang dilakukan Nokia untuk menjadi produsen telepon seluler terkemuka di dunia.
    Pada awal 1981, Nokia meluncurkan produk bernama Nordic Mobil Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan selular multinasioanal pertama di dunia, Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah Negara.
Pada awal 1990-an Nokia sempat mengalami krisis, tetapi CEO saat iru mengambil keputusan penting untuk memfokuskan pada telepon selular dan jaringan telepon. Hasilnya telepon GSM pertama kali di dunia muncul di Finlandia tahun 1991. Kemudian pasar telepon selular glogbal mulai berkembang sangat cepat pada pertengahan tahun 1990-an.
Kini lebih dari 2000 seri ponsel Nokia tersebar di seluruh dunia, dengan tenaga kerja sebanyak 54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130 negara. Serta penghargaan yang didapatkan dari berbagai pihak, yang mengakui keberhsilan Nokia dalam menjalankan strateginya.

Sebab Akibat Collapse
Ø  Absennya produk yang popular terlalu lama dan Nokia terlalu fokus mengembangkan symbian tanpa memberikan inovasi yang berarti sehingga menurunkan pamor Nokia dan tergantikan oleh pesaingnya.
Ø  Sistem operasi Symbian dianggap tidak responsif dan tidak dinamis. Ini salah satu penyebab jatuhnya Nokia. 7. Nokia tidak fokus pada pengembangan hardware (phone) saja, usaha Nokia untuk mengambangkan software (Symbian, Megoo) malah membuat Nokia tidak fokus.
Ø  Nokia gagal mengantisipasi, memahami atau mengatur diri untuk menghadapi perubahan
      zaman. Bahkan bisa dibilang ponsel Nokia terbaru adalah fitur yang siap, namun tidak siap di masa depan. 12. Salah satu produknya yakni Lumia 900 yang merupakan smartphone berbasis Windows Phone 7 tidak diberi opsi upgrade ke Windows Phone 8, dimana ada perbedaan arsitektur yang sangat mendasar antara Windows Phone 7 dan Windows Phone 8.
Ø  Nokia terlalu memaksakan bertahan dalam OS Windows nya sementara user lebih senang
     menggunakan Android dengan berbagai aplikasinya yang free.
Ø  Dari segi handset, handset keluaran Nokia relatif sama yang berbasis Android.
Ø  Dalam menjalankan strategi bertahannya Nokia kurang dan lamban berinovasi dan tidak belajar dari kegagalan brand sebelumnya seperti Siemens dan Sony Ericsson.
Ø  Tidak memahami keinginan pasar yang menginginkan ponsel murah dengan fitur canggih bukan ponsel yang tergabung dengan kemewahan maupun kamera.
Ø  Ketidakunikan Nokia dibanding mobile phone competitor. Dan ketidakunikan itu menyebabkan Nokia tidak dilirik oleh pasar dan akhirnya Nokia lengser sebagai raja.
Ø  Nokia gagal mengimplementasikan strategi branding yang tepat
Ø  kompetitif yang meliputi Inovasi, Aplikasi, Efektivitas dan Efisiensi, Interest Nokia terhadap dua pesaingnya maka Nokia tewas dilibas pesaing

H.  SANYO


Sanyo Electric Co., Ltd. adalah perusahaan produsen barang elektronik asal Jepang. Perusahaan yang bermarkas di Moriguchi, Osaka, Jepang ini didirikan pada tahun 1950 oleh  Toshio Iue dan kakak iparnya Konosuke Matsushita. Perusahaan ini mempekerjakan 14.137 karyawan pada tahun 2006.
Pada tahun 1952 perusahaan ini membuat radio plastik dan mesin cuci pertama di Jepang. Pada tahun 984 Sanyo memperkenalkan MBC-550 PC yang rendah biaya dari IBM PC dan kompatible dengan komputer pribadi. Namun, tidak lama kemudian Sanyo memutuskan untuk mundur dari dunia komputer.
Sanyo telah memiliki hubungan baik dengan Sony, dengan mendukung format video Betamax dari penemuan pertamanya hingga pertengahan tahun 80-an. Sementara Sanyo memproduksi VHS video format pada waktu yang sama untuk merek Fisher. Namun, pada akhirnya, Sanyo menolak untuk memberikan dukungan untuk produk Blu-ray Disc milik Sony dan malah mendukung HD DVD milik Toshiba. Produk ini ternyata kalah dengan Blu-ray Sony.
Di Amerika Utara, Sanyo memproduksi telepon selular CDMA khusus untuk  perusahaan Sprint-Nextel dengan mereknya Sprint PCS di AS, dan Bell Mobility di Kanada. 
Gempa Chuetsu 2004 merusak pabrik semikonduktor Sanyo dan sebagai hasilnya Sanyo membukukan kerugian finansial yang besar. Pada tahun yang sama perusahaan mengumumkan rencana restrukturisasi yang disebut Proyek Evolution Sanyo dengan meluncurkan visi perusahaan baru yaitu untuk mengubah perusahaan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Dari sini, perusahaan mulai memproduksi produk yang kuat seperti baterai isi ulang, photovoltaics surya, AC, baterai mobil hibrida dan kamera Xacti, proyektor dan ponsel.
Pada tanggal 2 November 2008, Sanyo dan Panasonic mengumumkan bahwa mereka telah menyepakati pembelian yang membuat Sanyo menjadi anak perusahaan dari Panasonic. Pengumuman akuisisi ini ada di web Sanyo pada tanggal 19 Desember 2008 dan mulai efektif pada tanggal 21 Desember 2009.

Sebab Akibat Collapse
Ø  Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Sanyo dari Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus menyebabkan lamban dalam mengambil keputusanmengenai produk baru apa yang akan di luncurkan dalam era digital ini akibatnya kalah cepat dengan luncuran produk baru dari SAMSUNG / LG.
Ø  Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan.Akibatnya perusahaan Sanyo semakin tenggelam dari para kompetitornya.
Ø  aspek demografi. Perusahaan Sanyo merupakan perusahaan dari Jepang sedangkan Jepang sendiri adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, mengakibatkan perusahaan ini kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat.


Sumber:

Tidak ada komentar: